Begitu cepat pula ternyata, sudah 7 bulan lamanya aku lulus dari bangku kuliah. 7 bulan pula aku "menganggur" . Mengapa memakai tanda kutip? Karena menganggur di sini adalah menganggur yang dilihat banyak orang, yg tidak bekerja di suatu perusahaan, yg setiap harinya hanya tidur-tiduran di rumah. Tidak, saya tidak begitu. Setiap hari nya saya bisa menghasilkan uang dari usaha kecil-kecilan yg saya jalankan sehingga aku tidak perlu meminta kepada orangtua lagi.
Tapi makin kesini makin timbul rasa bosan. Aku ingin merasakan bekerja yg sesungguhnya "bekerja" di perusahaan milik orang lain. Ingin menambah pengalaman. Ingin keluar dari 'comfort zone' ku yg terus-terusan hanya bekerja santai-santai di rumah.
Entah sudah berapa kali aku ikut Job Fair, entah sudah berapa CV yg aku masukkan ke perusahaan, entah sudah berapa wawancara yg aku hadiri, tapi semua berbuah 0, NOL BESAR. Tahap maksimal yg aku rasakan adalah setelah terpilih terseleksi dari berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus orang yg apply di perusahaan tersebut, sampai akhirnya terpilih menjadi 2 kandidat -- yang salah 1 nya itu aku, lalu interview dengan Top Manager dari perusahaan ternama tersebut.
Tahap maksimal yg melelahkan, yg menantang, yg menguras waktu, ...... yang menyesakkan.
Semua effort sudah kulakukan. Berusaha sebaik-baiknya, dan berdoa. Namun tetap saja, NOL...
Lalu, apa yang salah?
Aku selalu berpikir positif bahwa mungkin Tuhan belum merasa aku siap untuk mendapatkan pekerjaan-pekerjaan yg aku inginkan tersebut. Aku selalu percaya Tuhan selalu bekerja dengan indah. Tuhan selalu bekerja dengan rapih dan cantik. Tidak semata-mata aku sok religius dengan membawa-bawa nama Tuhan di sini. Walaupun aku sekarang semakin jarang khusuk berdoa, aku selalu memegang itu, bahwa Tuhan akan memberiku ketika aku siap nantinya. Bukan menurut standarku, namun standarNya.
Pernah aku pesimis. Pernah aku lelah, pergi ke luar kota, pagi buta, wawancara lalu pulang, lalu harap-harap cemas lagi menunggu telepon sang empunya perusahaan.
Pernah aku menangis, aku putus asa.
Namun sepertinya pesimis tak akan membawa sedikit kebaikan apapun. Pasti, pasti nantinya aku bisa jika aku semakin memberikan yg terbaik dari diriku.Pasti, pasti nanti aku akan dirasa siap oleh Nya untuk menerima apa yg aku inginkan. Pasti waktu itu akan datang. Pasti.
Lalu apa yg salah? Yang salah adalah ketika kamu pesimis, lelah, dan kemudian berhenti.
Istirahatlah sebentar, menangislah sejenak kalau perlu, lalu usap air matamu, kemudian masukkan CV sebanyak-banyaknya :))))))
(harus)Semangat!
\o/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar