Minggu, 18 Agustus 2013

When i'm too naive

Iya, aku menyebut diriku naif.

Menurut KBBI beberapa arti kata Naif yang bisa menggambarkan dirku adalah sederhana, tidak masuk akal, bodoh.

sumber KBBI

I tell you a story.

Aku adalah tipe orang yang tidak suka berekspetasi. Kalaupun itu muncul secara tidak sengaja, sebisa dan sedapat mungkin aku meredam semua ekspetasi itu.
Untuk apa? Aku menghindari perasaan kecewa.

Cukup sulit bagi seorang aku untuk meredam ledakan-ledakan ekspetasi. Tak lain dan tak bukan, aku adalah seorang pengkhayal ulung. Seperti membuat sinetron sendiri di dalam otakku. Sering aku tidak bisa tidur membayangkan sesuatu yang kompleks dan berkepanjangan yang seolah-olah hal itu bisa terjadi.

Contoh : Aku membayangkan setelah aku terbangun dari tidur, mataku bisa normal tanpa miopi yang menderaku sejak kecil. Tak sampai situ saja, pasti aku akan berkhayal kelanjutan dari apabila mataku benar-benar normal. Hari-hariku akan lebih mudah. Aku tidak usah memakai kacamata yang menurutku cukup merepotkan yang dulu membuatku tampak culun. Jika aku tidak culun, maka aku akan mudah mendapatkan pacar. lalu jika aku punya pacar maka aku akan pergi ke bioskop atau bermain di Timezone dengan pacarku seperti teman-temanku. Dst...


Itu benar-benar khayalanku waktu SMP..


Karena aku mengetahui bahwa aku adalah orang yang suka berkhayal seperti itu, aku melatih diriku untuk tidak berekspetasi pada HAL APAPUN terutama untuk HAL YANG BENAR-BENAR BELUM DAPAT DIPASTIKAN. 
Nrimo apa yang menjadi jatahku, tanpa berekspetasi.
Prinsipku, aku lebih baik nrimo daripada aku kecewa.


Aku benci perasaan kecewa. Dan aku tidak mau kecewa. Sesimpel itu.


Kali ini, aku lumayan 'tidak berhasil' membuat benteng pertahanan.
Ini tentang suatu hal bernama "Pernikahan".

Boleh dicek ke semua teman terdekatku, aku bukan penganut "Wedding daydreamer" yang suka mengkhayalkan tentang pernikahan.
Aku juga bukan penganut ingin-cepat-cepat nikah.
Aku juga bukan penganut (bahkan nggak suka) discusse bout marriage stuffs with my boy. Apalagi baru berpacaran less than 6months even 1year.

Tapi itu dulu, sebelum negara api menyerang..... (halah)


Saat ini aku sedang berpacaran dengannya. Like i said before, i dont like talking bout marriage stuff with my boyf. Even its only a joke...
Tapi di bulan-bulan awal, he often to offer a joke bout married. Randomly joke aja sebenernya.Tapi berulang-ulang, terus menerus.
Pernah juga itu bukan hanya bercanda, sometime dia berbicara yang intinya "Kalau nanti,," blahblahblah. Paling aku cuma menimpali dengan "Alah,, apa sih" atau "Ga mau bahas-bahas begituan ah". (I'm pretty sure that he doesn't remember anything bout this. Yea, like seriously, ANYTHING).

Yah entah sebenernya dia cuma asal-asalan aja terus aku yang kemudian jadi GR, atau karena aku menjadi naif itu tadi;
bodohnya,,kok aku ya terbawa.
Bentengku lama-lama rapuh. Terbawa sama euphoria thing bout marriage thingy.
Belum lagi orang-orang di sekitar yang aku nggak tau bisa kenapa jadi begitu, berkespetasi kepada kami supaya segera ke jenjang berikutnya.
Aku jadi suka berandai-andai, berekspetasi tentang habis ini kerja-nabung-nikah-dst.
Fokus di pikiran aku cuma ada kata NIKAH mulu.
Semangat ke kantor karena memotivasi diri dengan "Habis ini nikah, ayok semangat"
Meminimalkan pengeluaran, melatih diri serba-serbinya untuk NIKAH.

Padahal? padahal kami baru seumur jagung . I shouldn't do that whole thing. I SHOULDN'T EXPECT ANYTHING.
Bahasa Jawa nya : "jangan njagakne, de'e rung tentu jodhomu..."

Aku udah salah fokus..


Kenapa nggak sebaiknya aku fokus kerja untuk diriku sendiri.
Kenap nggak sebaiknya aku fokus kerja untuk bisa bikin seneng orangtua.
dll..

Sementara ini, aku masih semangat kerja karena sokongan semangat dan motivasi dari pacar. Dan aku mengiming-imingi diri sendiri untuk semangat dengan pola :aku kerja, lalu lepas kontrak, lalu selanjutnya aku bisa nikah kapan saja. lol

From now on,
aku akan berusaha untuk lepas dari itu.

Aku akan melatih diriku untuk bisa semangat tanpa harus mengiyakan hal-hal yang belum pasti akan terjadi,

Aku naif, aku bodoh, aku tidak masuk akal.


Aku.nggak.mau.kecewa
:)

2 komentar: